TUMBUH KEMBALI
Siapa yang tak pernah merasakan cinta dihidupnya? Seorang
ibu yang mencintai buah hati kecilnya, Kakak yang melindungi adik kecilnya,
Bahkan sepasang manusia dewasa memiliki hasrat untuk itu.. Jelas saja tuhan
menciptakan hati untuk mencintai-dicintai, walaupun terkadang cinta itu tak
terbalaskan atau tidak akan pernah sama sekali. Namaku Nuri, aku mantan siswi
kelas 12 di salah satu sekolah negeri di sebuah kabupaten. Aku memiliki teman
pria yang bisa disebut ia menarik dan
baik dimataku, sebutlah namanya adalah Riko. Aku mengenalnya saat kami duduk di
kelas 11, mungkin dia tak rupawan namun ia sungguh menarik hati terlebih saat
ia tertawa deretan gigi manisnya tersusun manis disana. Suatu hari aku
merasakan bahwa aku memang suka dan tertarik pada dia, cinta? Dulu aku tak
pernah menganggap itu adalah sebuah cinta, karena menurutku itu terlalu cepat
jadi aku hanya menganggap itu adalah perasaan mengagumi dia. Waktu terus
berlalu, kami masih dekat seperti sebelumnya, namun entah kenapa didekatnya aku
merasakan kenyaman yang tidak bisa dijelaskan, aku mulai merasa kesal saat ia
dekat dengan teman perempuan ku yang lain, tertawa dengan oranglain mengenai
sesuatu yang menurutku itu sama sekali tidak lucu. Oh tuhan… Mungkin aku??
Tentu saja detik teruslah bergulir menjadi menit, jam dan
menjumlah menjadi hari. Aku tak mau siapapun mengetahui ini, jadi aku terus
pendam saja sendiri. Oiya, saat jam
pelajaran yang membosankan aku lebih memilih mencoret-coret buku tulisku bagian
belakang dengan headset yang memutarkan lagu kesukaanku di telinga. Saat
seperti itulah yang menjemukan untuk ku, terlebih aku ini duduk sendiri karena
murid dikelasku berjumlah ganjil. Well, aku harus duduk sendirian
dibelakang pula. Oke cukup menyedihkan bukan? Jadi mungkin begitulah caraku
menghibur diri dari perasaan jenuh oleh pelajaran. Namun tiba-tiba dia
mengendap-endap berjalan mendekati bangku ku, jarak bangku kami memang dekat
hanya terhalang satu bangku. Dan dia melihat coretanku dibuku, aku yang
terkejut akan kedatangan dia yang menurutku sedikit menakutkan itu refleks
menutup buku, namun ternyata tulisan itu bisa terbaca jelas olehnya
“Cie.. siapa tuh mister?”
Tanya Riko
“Mister apaa ah, ngaco!!
Perhatiin tuh guru depan” Ujarku agak sewot
“Alah, males. Mendingan
perhatiin kamu aja” Gombal Riko
“Rese ah..” sambil aku
mencubitnya dan menahan senyum. Entah harus kugambarkan seperti apa perasaanku
pada waktu itu. Intinya aku menyukai gombalan dia, bahkan gapeduli walaupun ia
bicara seperti itu ke semua anak kelas. Yang aku ingat adalah mata dan senyuman
manisnya saat mengatakan itu padaku. OH IT’S SO DAMN!!
Memang benar pepatah yang menyebutkan ‘Sepandai-pandaiya
menyembunyikan bangkai akan tercium jua’. Begitulah dengan ku, teman-teman
dekatku penasaran siapakah pria yang sering ku panggil “MISTER” tersebut?
Awalnya aku sungguh enggan memberitahukan itu namun aku tak bisa menyembunyikan
perasaan malu saat teman ku menyebut nama RIKO.
“Siapa sih? Riko ya Nu?”
Tanya Rosy
“Bukan kok, apaan sih?! Udah
ah yu pulang” Jawabku mengalihkan pembicaraan.
“Bukan tapi kok pipinya merah
sih?” Selidik Rosy. PIPI PENGHIANAT!! Akhirnya aku menceritakan semua. Dan aku
bilang ini hanyalah perasaan yang akan hilang diterpa derasnya waktu yang akan
terus berlalu. Namun diluar dugaan, Rosy malah bilang..
“Nu, kalo kamu emang suka
sama dia coba ungkapin aja. Jangan kamu pendam sendiri enggak cape apa
terus-terusan begini?” dan aku hanya tersenyum tanpa ingin membahas lagi
obrolan ini lebih lanjut. Dalam hati aku memang membenarkan perkataannya,namun
aku juga enggak mau egois, jangan sampai perasaan konyol ku ini malahan merusak
pertemanan aku sama RikoL
Entah siapa yang pertama kali menyebarkan gosip itu di
kelas, tapi yang kuyakini itu bukan Rosy karena dia teman baikku yang bisa aku
percaya perkataannya mungkin saat kami berbincang ada cicak putih yang ikutan
menyimak. AND FINNALY??! Hubungan pertemananku hancur, dia menjauhiku sekaligus
seakan ia jijik melihatku, saat berpapasan malah buang muka, saat dikelas hanya
berdua dia lebih baik pergi keluar. APA SALAHKU??? APAKAH AKU BERDOSA MENYUKAI
SEORANG TEMAN?? APAKAH AKU MEMANG ENGGAK PANTAS MENYUKAINYA?? SEBEGITUKAH AKU
DIMATANYA?! Itu sedikit banyaknya membuatku hancur, bahkan akupun pernah
menangis hingga rasanya airmata enggan keluar lagi. Sikapnya yang begitu mengintimidasiku
seakan aku adalah sebuah barang yang menjijikan yang tak boleh dilihat bahkan
untuk adapun kiranya tak pantas. Begitu sakitnya ulu hatiku saat mengetahui
begitukah reaksinya padaku. Pelan aku mencoba bangkit, aku coba kubur dan
mengulur rasa ini, aku bertekad akan membunuhnya bagaimana pun caranya. Dan aku
tak pernah berbincang sepatah kata pun setelah itu.
Hari terus bergulir dan lebih dari satu tahun lamanya
setelah kejadian itu kini aku kelas 12 ujung dari sekolah SMA. Belum hilang
kurasa namun agak lega bisa terbiasa dengan ini. Aku mengobati hati dengan hati
yang lain, dengan kata lain aku mencari penggantinya yang lebih dari dia bahkan
dalam hati aku menghujat diriku yang malahan hancur oleh seorang lelaki jahat
sepertinya. Jujur aku memang senang saat dengan mereka pengganti Riko. Tapi
jauh dilubuk hatiku masih tersimpan dia. Iya dia!! Dia yang udah nyakitin aku,
bikin aku nangis selama berjam-jam lamanya, membuatku seperti kaleng kosong
yang hampa dan kerontang disapu angin jalanan. Yang pertama terfikir adalah :
“AKU SUDAH GILA!!”. Mana mungkin ada manusia yang disakitin dan dihancurkan
tapi masih tetap mengukir nama orang itu dihatinya? Aku mencoba terus
menyibukkan diriku agar perasaan ini terkubur sedalam-dalamnya laut atau bahkan
lenyap ditelan bumi pun tak apa, Whatever. Jahat? Ohya, apakah seorang
pria yang menyakiti seorang wanita yang mencintainya adalah sebuah kebajikan?
Kurasa ia lebih dari kata jahat!! Aku tak pernah mau membahas tentang dia atau
apapun tentang yang berhubungan dengan dia karena aku takut, karena mungkin
saja hatiku akan hancur, karena mungkin aku masih rapuh untuk membahas
tentangnya lagi, karena mungkin saja aku akan jatuh ci… Oh, itu gak akan
mungkin! Beruntunglah aku mendapatkan pengganti dari kekasihku yang sebelumnya.
Perasaanku? Kurasa aku tak berniat serius pada mereka, toh inikan masih tahap
kekasih bukan? Yah, setiap ada pendapat pasti ada pro dan kontra dengan
prinsipku yang satu ini. Tapi aku gapernah peduli apa kata orang lain akan hal
ini. Aku bertemu oleh seniorku, dia bernama Ian. Dia seniorku disekolah yang
lulus satu tahun lalu dan singkat cerita kami menjadi kekasih karena sebelumnya
kami memang pernah sempat dekat. Aku mulai menyayanginya, layaknya aku
menyayangi Riko dan ku fikir rasaku pada Riko telah memudar, hilang dan lenyap.
Aku merasa akulah yang terhebat dari sekian manusia karena aku bisa meluluhkan
hatiku dan membangun rasa yang lain diatas rasa yang telah ada.
Tepat saat aku harus berjauhan dengan Ian, Riko kembali
muncul sebagai teman. Ia mulai mau membalas komen ku di media sosialnya, ia
mulai terasa seperti Riko yang dulu pernah ku kenal. Dia yang pernah
menyakitiku sampai sehancur-hancurnya dan kini membuatku merasa nyaman bahkan
rasanya didalam hatiku ada jutaan jenis bunga yang bermekaran. Entah mungkin
memang aku yang bodoh dan terlalu lemah, aku merasakan rasa yang dulu pernah
ada seakan tumbuh dan mekar kembali. Layaknya bunga yang layu tersimpan di
suatu ruangan pengap, kini ia mendapatkan sumber matahari dan air yang cukup.
Aku merenung dan mengerti apa yang sebenarnya dari awal aku inginkan. Bukan
Bayu, Ian atau yang lain. Yang aku inginkan adalah dia. RIKO. Terdengar konyol
bukan? Tapi itulah yang kini ku fahami, aku memang inginkan dia bukan mereka
atau siapa dan apapun itu. Adakah yang mengerti perasaan ini? Mengagumi
seseorang dengan bertahun-tahun lamanya, seseorang yang telah menganggapmu
barang yang menjijikan dan tak patut dilihat, seseorang yang SANGAT kekanakan
oleh hati. Miris dan memilukan hati adalah perasaan selama ini. Rasanya aku
adalah manusia terbodoh dan terkonyol yang pernah dilahirkan, betapa tidak?
Menghujat seseorang yang dikagumi, coba membunuh perasaan yang ada, menipu diri
sendiri dan mengatakan seakan ‘everythink’s gonna be okay’, dan akhirnya
akulah yang kalah dalam perang diri ini hingga berlutut pada hatiku sendiri…
Dan kini aku harap kamu faham rasanya seperti apa Riko
setelah kau membaca ini, aku harap kau tak menjauhi ku seperti dulu yang pernah
kau lakukan. Aku hanya mau kau ada dekatku walaupun hanya sekedar menjadi
seorang teman, jangan pernah pergi atas perasaan ini, dan ijinkan aku memiliki
rasa ini hingga diujung batas kelelahan yang tak bertepi. Aku hanya ingin kau
mengetahui yang sesungguhnya dariku, bukan dari mereka dan aku sungguh
tak akan mengharapkan balasan apapun dari ini, cukup kau memperlakukan
aku layaknya temanmu yang lain.J
Nb :
“ANDA MENGHITUNG
HARI”
Menghitung
hari detik demi detik
Menunggu itu
kan menjemukan
Tapi ku
sabar menanti jawabmu
Jawab cintamu,,,
Jangan kau pergi harapkan padaku
Jangan kau pergi harapkan padaku
Seperti ingin tapi tak
ingin
Yang aku minta tulus
hatimu
Bukan pura pura,,,
Jangan pergi dari cintaku
Jangan pergi dari cintaku
Biar saja tetap denganku
Biar semua tahu adanya
Dirimu memang punyaku
Jangan kau pergi harapkan padaku
Jangan kau pergi harapkan padaku
Separti ingin tapi tak
ingin
Yang aku minta tulus
hatimu
Bukan pura pura
Jangan pergi dari cintaku
Jangan pergi dari cintaku
Biar saja tetap denganku
Biar semua tahu adanya
Dirimu memang punyaku
Belum pernah aku jatuh cinta
Belum pernah aku jatuh cinta
Sekeras ini seperti ini
seperti padamu
(R)*** (N)*******
Nurussobah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar